Pembimbing : Ibu
Ulfah Rina Wahyuni S.Ag , S.Pd.I
Penyusun
kelompok 6 : 1.
Widya Savirawati (31)
2. Yeni Rizkiyah (32)
SMK
NEGERI 1 PUNGGING
Jl.
Raya Trawas Pungging Mojokerto
Tahun
Ajaran 2015\2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah dengan tepat pada
waktunya yang berjudul “MENITI HIDUP
DENGAN MULIA” dengan tujuan utama pembuatan yakni untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah kami. Makalah ini berisikan tentang
informasi CARA MENJALANI HIDUP DENGAN MULIA . Diharapkan Makalah ini dapat
menjadi motivasi bagi semua pembaca agar menjadi insan yang lebih bermanfaat.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami
juga berterimakasih kepada Yth. Ibu Ulfah Rina Wahyuni S.Ag, M.Pd.I selaku
pembimbing serta guru Pendidikan Agama Islam di sekolah kami yang telah memberikan
motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Mojokerto,
16 Agustus 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………... i
Daftar Isi
……………………………………………………………… ii
Bab 1 :
Pendahuluan ………………………………………………….. 1-2
Bab 2 :
Isi ……………………………………………………………... 3-6
Bab 3 :
Penutup ……………………………………………………….. 7
Daftar
Pustaka ………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat
kaitannya, karena agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki
pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini
adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama
kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia
akan sempurna dan bahagia. Semua itu akan berdampak pada cara umat muslim mulai
meniti kehidupan mereka kearah yang lebih mulia .
B. Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Cara
Meniti Hidup Dengan Mulia”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Ciri-ciri hidup yang mulia
1. Ciri-ciri hidup yang mulia
2. Cara agar bisa meniti hidup yang mulia
3.
Dampak positif hidup dengan mulia
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan atau
penyusunan makalah Meniti Hidup Dengan Mulia ini tentang cara berperilaku yang
baik agar hidup bisa mulia terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang
berkehidupan yang mulia.
D.Metode Penulisan
Data yang
dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui membaca buku pelajaran dan kemudian
meringkasnya serta mencari di situs internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga
bagian utama, yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian pertama adalah pendahuluan. Dalam bagian ini
penyusun memaparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat
dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika
penulisan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagian
utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun
berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan
oleh penyusun dalam perumusan masalah.
BAB II
ISI
A. Ciri-Ciri Hidup Yang Mulia
Berikut ini adalah ciri-cirinya :
1. Sebaik-baiknya manusia ialah
orang yang bermanfaat bagi orang lain
Jika ia seorang hartawan, hartanya
tidak dinikmati sendiri, tapi dinikmati pula oleh orang-orang disekitarnya dan
juga didermakan untuk kepentingan masyarakat dan agama.Jika berilmu,
ilmunya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.
Pokoknya segala kemampuan hidupnya dapat dinikmati orang lain,
dengan kata lain orang mulia adalah orang yang dapat memfungsikan dirinya
ditengah-tengah masyarakat dan bermanfaat.
2. Orang yang umurnya panjang dan
banyak amal kebaikannya.
Sudah jarang
tentu orang yang semacam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Permasalahannya
sekarang bagaimana agar kita mendapat umur yang panjang. Adapun resep agar umur
panjang :
Secara
lahiriyah, kita semua sependapat untuk hidup sehat, harus hidup teratur, makan
yang bergizi serta menjaga kondisi dengan berolahraga yang teratur.
Secara spiritual ada dua resepnya :
a. Suka bersedekah.
b. Suka silahturahmi,
Secara spiritual ada dua resepnya :
a. Suka bersedekah.
b. Suka silahturahmi,
3. Orang yang keadaannya hari ini
kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin.
Kalau kita bandingkan dengan tahun kemarin, ilmu , dedikasinya, etos
kerja, disiplin kerja meningkat, dan akhlaknya semakin baik, orang tersebut
adalah orang yang mulia.
4. Orang yang bila dia berbuat
salah segera bertaubat, kembali kepada jalan yang benar.
3
|
5.
Orang yang suka memberi, Tangan di atas lebih baik daripada tangan
di bawah.
Orang yang
suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang yang suka menerima.
Seperti pada salah satu hadis yg artinya: “Tangan diatas itu lebih baik
daripada tangan di bawah”, yg bermakna bahwa derajat orang yang memberi lebih tinggi
daripada orang yang menerima.
6.
Orang yang mementingkan urusan
ukhrawi/akhirat/rohani dan tidak melalaikan urusan dunia, seimbang.
Sikap yang paling
baik adalah seimbang antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrowi dan
tidak berat sebelah. Karena hal itu akan menstabilkan urusan duniawi.
B. Cara Agar Bisa Meniti Hidup Dengan Mulia
1. Memiliki
Aqidah yang Selamat
Aqidah adalah
urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku merupakan hasil dari pikiran dan
keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan perilaku biasanya muncul akibat
penyimpangan aqidah. Aqidah itulah iman. Sementara orang yang paling sempurna
keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.
2. Introspeksi/Muhasabah
Yakni dengan
cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang tercela dan melatih diri agar
tidak terjerumus kembali dalam perilaku akhlak yang tercela itu. Namun
hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam mengintrospeksi karena hal itu akan
menimbulkan patah semangat.
3. Bersabar
Sabar
merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran akan melahirkan
ketabahan, menahan amarah, tidak menyakiti, kelemahlembutan dan tidak
tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap kasar.
4. Menjaga
Kehormatan/Iffah
Sifat ini
akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi perkara-perkara yang rendah
dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa
malu yang itu merupakan sumber segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari
melakukan perbuatan keji, bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu
domba.
4
|
5. Bersikap Adil
Sikap adil
akan menuntun kepada ketepatan perilaku. Tidak melampaui batas dan tidak
meremehkan. Adil akan melahirkan kedermawanan yang berada di antara sikap boros
dan pelit. Adil akan melahirkan sikap tawadhu’ (rendah hati) yang
berada di antara sikap rendah diri dan kesombongan.
6.
Bersikap Ramah dan Menjauhi Bermuka Masam
Senyuman akan
mencairkan suasana dan meringankan beban pikiran. Orang yang murah senyum akan
ringan dalam menunaikan tanggung jawabnya. Kesulitan baginya merupakan
tantangan yang harus dihadapi dengan tenang dan pikiran positif. Berbeda dengan
orang yang suka bermuka masam. Dia akan menghadapi segala sesuatu dengan penuh
kerepotan dan pandangan yang sempit.
7. Mudah
Memaafkan
Mudah
memaafkan dan mengabaikan ketidaksantunan orang lain merupakan akhlak
orang-orang besar dan mulia. Sikap inilah yang akan melestarikan rasa cinta dan
kasih sayang dalam pergaulan. Sikap inilah yang akan bisa memadamkan api
permusuhan dan kebencian.
8. Tidak Mudah
Melampiaskan Amarah
Hilm atau tidak suka marah merupakan akhlak yang sangat mulia. Akhlak
yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki akal pikiran. Dengan akhlak
inilah kehormatan diri akan terpelihara, badan akan terjaga dari gangguan orang
lain, dan sanjungan akan mengalir atas kemuliaan perilakunya. Hakikat dari hilm
adalah kemampuan mengendalikan diri ketika keinginan untuk melampiaskan
kemarahan bergejolak. Bukanlah artinya seorang yang memiliki sifat ini sama
sekali tidak pernah marah. Namun tatkala perkara yang memicu kemarahannya
terjadi maka ia bisa menguasai dirinya dan meredakan emosinya dengan sikap yang
bijaksana.
9. Meninggalkan
Orang-Orang Bodoh
Berpaling
dari tindakan orang-orang jahil akan menyelamatkan harga diri dan menjaga
kehormatan. Jiwanya akan menjadi tenang dan telinganya akan terbebas dari
mendengarkan hal-hal yang menyakitkannya. Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Berikanlah maaf, perintahkan yang ma’ruf, dan berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raaf: 199). Orang Arab mengatakan, “Menjauhi
kejelekan adalah bagian dari upaya untuk mencari kebaikan.”
5
|
10. Melupakan Kelakuan Orang Lain yang Menyakiti Dirinya
Yaitu dengan
cara anda melupakan orang lain yang pernah melakukan perbuatan buruk kepada
anda. Agar hati anda menjadi bersih dan tidak gelisah karena ulahnya. Orang
yang terus mengingat-ingat perbuatan jelek saudaranya kepada dirinya maka
kecintaan dirinya kepada saudaranya tidak akan bisa bersih (dari kepentingan
dunia). Orang yang senantiasa mengenang kejelekan orang lain kepada dirinya
niscaya tidak akan bisa merasakan kenikmatan hidup bersama.
C. Dampak positif hidup dengan
mulia
1.
Dimuliakan oleh Allah SWT.
2. Disegani
banyak orang.
3. Menjadi
orang yang berwibawa.
4. Dapat
dipercaya oleh setiap orang.
5. Memiliki
banyak teman.
6. Mendapat
banyak pahala, dsb.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Meniti Hidup Dengan Mulia ” ini,
sangat penting bagi kita untuk mempelajari serta mengamalkan hal-hal yang dapat
memberi kemajuan pada kehidupan kita menuju ke kehidupan yang mulia.
B.
Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kedepannya kami akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi
kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
8
|
No comments:
Post a Comment