Tuesday, September 13, 2016

MAKALAH Pendidikan Agama Islam, Meniti Hidup dengan Mulia


A
MAKALAH
“Meniti Hidup Dengan Mulia”


Pembimbing                    :  Ibu Ulfah Rina Wahyuni S.Ag , S.Pd.I
Penyusun  kelompok 6    :  1. Widya Savirawati    (31)
                                            2. Yeni Rizkiyah         (32)


SMK NEGERI 1 PUNGGING
Jl. Raya Trawas Pungging Mojokerto
Tahun Ajaran 2015\2016
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah dengan tepat pada waktunya yang berjudul “MENITI HIDUP DENGAN MULIA” dengan tujuan utama pembuatan yakni untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah kami. Makalah ini berisikan tentang informasi CARA MENJALANI HIDUP DENGAN MULIA . Diharapkan Makalah ini dapat menjadi motivasi bagi semua pembaca agar menjadi insan yang lebih bermanfaat.
          Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada Yth. Ibu Ulfah Rina Wahyuni S.Ag, M.Pd.I selaku pembimbing serta guru Pendidikan Agama Islam di sekolah kami yang telah memberikan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .
          Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Mojokerto, 16 Agustus 2015




                                                                                        Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………...  i
Daftar Isi ………………………………………………………………  ii
Bab 1 : Pendahuluan …………………………………………………..  1-2
Bab 2 : Isi ……………………………………………………………...  3-6
Bab 3 : Penutup ………………………………………………………..  7
Daftar Pustaka …………………………………………………………  8



BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia. Semua itu akan berdampak pada cara umat muslim mulai meniti kehidupan mereka kearah yang lebih mulia .

B.   Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Cara Meniti Hidup Dengan Mulia”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1.  Ciri-ciri hidup yang mulia
2.  Cara agar bisa meniti hidup yang mulia
3.  Dampak positif hidup dengan mulia

C.   Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah Meniti Hidup Dengan Mulia ini tentang cara berperilaku yang baik agar hidup bisa mulia terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang berkehidupan yang mulia.
 D.Metode Penulisan
Data yang dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui membaca buku pelajaran dan kemudian meringkasnya serta mencari di situs internet.


 E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian pertama adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.



BAB II
ISI


A. Ciri-Ciri Hidup Yang Mulia
Berikut ini adalah ciri-cirinya :
1.     Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain
Jika ia seorang hartawan, hartanya tidak dinikmati sendiri, tapi dinikmati pula oleh orang-orang disekitarnya dan juga didermakan untuk kepentingan masyarakat dan agama.Jika berilmu, ilmunya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.
Pokoknya segala kemampuan hidupnya dapat dinikmati orang lain, dengan kata lain orang mulia adalah orang yang dapat memfungsikan dirinya ditengah-tengah masyarakat dan bermanfaat.
2.    Orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebaikannya.
Sudah jarang tentu orang yang semacam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Permasalahannya sekarang bagaimana agar kita mendapat umur yang panjang. Adapun resep agar umur panjang :
Secara lahiriyah, kita semua sependapat untuk hidup sehat, harus hidup teratur, makan yang bergizi serta menjaga kondisi dengan berolahraga yang teratur.
Secara spiritual ada dua resepnya :
a. Suka bersedekah.
b. Suka silahturahmi,
3.    Orang yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin.
Kalau kita bandingkan dengan tahun kemarin, ilmu , dedikasinya, etos kerja, disiplin kerja meningkat, dan akhlaknya semakin baik, orang tersebut adalah orang yang mulia.
4.    Orang yang bila dia berbuat salah segera bertaubat, kembali kepada jalan yang benar.

3
Orang yang benar adalah bukan orang yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka yang sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila terlanjur melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatan yang salah itu.
5.    Orang yang suka memberi, Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Orang yang suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang yang suka menerima. Seperti pada salah satu hadis yg artinya: “Tangan diatas itu lebih baik daripada tangan di bawah”, yg bermakna bahwa derajat orang yang memberi lebih tinggi daripada orang yang menerima.
6.    Orang yang mementingkan urusan ukhrawi/akhirat/rohani dan tidak melalaikan urusan dunia, seimbang.
Sikap yang paling baik adalah seimbang antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrowi dan tidak berat sebelah. Karena hal itu akan menstabilkan urusan duniawi.

B. Cara Agar Bisa Meniti Hidup Dengan Mulia
1. Memiliki Aqidah yang Selamat
Aqidah adalah urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku merupakan hasil dari pikiran dan keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan perilaku biasanya muncul akibat penyimpangan aqidah. Aqidah itulah iman. Sementara orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.
2. Introspeksi/Muhasabah
Yakni dengan cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang tercela dan melatih diri agar tidak terjerumus kembali dalam perilaku akhlak yang tercela itu. Namun hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam mengintrospeksi karena hal itu akan menimbulkan patah semangat.
3. Bersabar
Sabar merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran akan melahirkan ketabahan, menahan amarah, tidak menyakiti, kelemahlembutan dan tidak tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap kasar.
4. Menjaga Kehormatan/Iffah
Sifat ini akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi perkara-perkara yang rendah dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang itu merupakan sumber segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari melakukan perbuatan keji, bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu domba.

4
 


5. Bersikap Adil
Sikap adil akan menuntun kepada ketepatan perilaku. Tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Adil akan melahirkan kedermawanan yang berada di antara sikap boros dan pelit. Adil akan melahirkan sikap tawadhu’ (rendah hati) yang berada di antara sikap rendah diri dan kesombongan.
6. Bersikap Ramah dan Menjauhi Bermuka Masam
Senyuman akan mencairkan suasana dan meringankan beban pikiran. Orang yang murah senyum akan ringan dalam menunaikan tanggung jawabnya. Kesulitan baginya merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan tenang dan pikiran positif. Berbeda dengan orang yang suka bermuka masam. Dia akan menghadapi segala sesuatu dengan penuh kerepotan dan pandangan yang sempit.
7. Mudah Memaafkan
Mudah memaafkan dan mengabaikan ketidaksantunan orang lain merupakan akhlak orang-orang besar dan mulia. Sikap inilah yang akan melestarikan rasa cinta dan kasih sayang dalam pergaulan. Sikap inilah yang akan bisa memadamkan api permusuhan dan kebencian.
8. Tidak Mudah Melampiaskan Amarah
Hilm atau tidak suka marah merupakan akhlak yang sangat mulia. Akhlak yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki akal pikiran. Dengan akhlak inilah kehormatan diri akan terpelihara, badan akan terjaga dari gangguan orang lain, dan sanjungan akan mengalir atas kemuliaan perilakunya. Hakikat dari hilm adalah kemampuan mengendalikan diri ketika keinginan untuk melampiaskan kemarahan bergejolak. Bukanlah artinya seorang yang memiliki sifat ini sama sekali tidak pernah marah. Namun tatkala perkara yang memicu kemarahannya terjadi maka ia bisa menguasai dirinya dan meredakan emosinya dengan sikap yang bijaksana.
9. Meninggalkan Orang-Orang Bodoh
Berpaling dari tindakan orang-orang jahil akan menyelamatkan harga diri dan menjaga kehormatan. Jiwanya akan menjadi tenang dan telinganya akan terbebas dari mendengarkan hal-hal yang menyakitkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Berikanlah maaf, perintahkan yang ma’ruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raaf: 199). Orang Arab mengatakan, “Menjauhi kejelekan adalah bagian dari upaya untuk mencari kebaikan.”



5
 


10. Melupakan Kelakuan Orang Lain yang Menyakiti Dirinya
Yaitu dengan cara anda melupakan orang lain yang pernah melakukan perbuatan buruk kepada anda. Agar hati anda menjadi bersih dan tidak gelisah karena ulahnya. Orang yang terus mengingat-ingat perbuatan jelek saudaranya kepada dirinya maka kecintaan dirinya kepada saudaranya tidak akan bisa bersih (dari kepentingan dunia). Orang yang senantiasa mengenang kejelekan orang lain kepada dirinya niscaya tidak akan bisa merasakan kenikmatan hidup bersama.
C.  Dampak positif hidup dengan mulia
1. Dimuliakan oleh Allah SWT.
2. Disegani banyak orang.
3. Menjadi orang yang berwibawa.
4. Dapat dipercaya oleh setiap orang.
5. Memiliki banyak teman.
6. Mendapat banyak pahala, dsb.

 

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Meniti Hidup Dengan Mulia ” ini, sangat penting bagi kita untuk mempelajari serta mengamalkan hal-hal yang dapat memberi kemajuan pada kehidupan kita menuju ke kehidupan yang mulia.

B.    Saran

Menyadari bahwa makalah ini  masih jauh dari kata sempurna, maka  kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.


DAFTAR PUSTAKA





8

No comments:

Post a Comment