Tuesday, September 13, 2016

PROPOSAL : Pembuatan Telur Asin dan Tape Ketan Hitam

PROPOSAL
“Pembuatan Telur Asin dan Tape Ketan Hitam”



Oleh :

Yeni Rizkiyah                     (32)


SMK NEGERI 1 PUNGGING
Jl. Raya Trawas Pungging Mojokerto
                                    Tahun Ajaran 2015/2016

  1. PENDAHULUAN
Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung prot ein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa.
Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama- asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya.
Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.
  1.  LATAR BELAKANG
Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis indust ri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik/bebek, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukan berdasarkan cara pengolahannya.
Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih.


Proses Pembuatan Telur Asin

Bahan :     - Telur bebek 5 butir
- Garam dapur 25 gr
- Bubukan bata atau abu dapur 300 gr

Peralatan :  - Ember plastik berdiameter 15 cm
   - Pengaron
   - Kain bersih untuk membersihkan telur
   - Panci aluminium berdiameter 15 cm
   - Palu
   - Kompor atau tungku
   - Baskom


Pemilihan Bahan :
Telur bebek yang digunakan sebaiknya masih segar (baru). Ketika membeli telur, sebaiknya tidak asal membeli, tetapi harus memerhatikan kualitasnya yang dapat dilihat dari bentuk, ukuran, warna, dan berat. Telur bebek yang dipilih sebaiknya berukuran sama.
Bata merah yang digunakan sebaiknya tidak berwarna merah kehitaman karena akan susah ditumbuk. Batu bata seperti ini kurang baik jika digunakan sebagai adonan karena daya resapnya sangat rendah sehingga air dan garam tidak bisa bercampur dengannya. Jika menggunakan abu dapur, sebaiknya dipilih yang butirannya kecil sehingga mudah menyerap rasa asin dan garam. Abu dapur yang paling baik untuk bahan pembuatan telur asin adalah abu dapur yang berasal dari pohon, batang, atau daun kelapa karena banyak mengandung kalium.

Pencucian :

Proses Pencucian Telur

Telur yang telah dipilih harus dicuci dengan cara sebagai berikut :

1.      Tuangkan air ke dalam ember hingga tiga perempatnya.
2.      Masukkan telur ke dalamnya, lalu bersihkan menggunakan kain yang sudah dibasahi hingga kotorannya lepas.
3.      Ketika sedang membersihkan telur bebek perlu diperhatikan keadaannya. Jika telur itu mengapung, berarti kualitas telur kurang bagus sehingga perlu disingkirkan.

Penirisan:

Proses Penirisan Telur

Telur yang telah dicuci, ditiriskan di dalam ayakan. Penirisan dilakukan agar kulit telur kering sehingga lebih mudah dibungkus. Jika kulit telur masih basah akan sulit dibungkus dengan adonan batu bata atau abu dapur karena adonan tersebut akan mencair.

Pembuatan Adonan :

Proses Pembuatan Adonan

Batu bata yang telah disiapkan, ditumbuk hingga halus menggunakan palu. Bubukan batu bata dicampur dengan garam dapur. Ketika melakukan pencampuran, tambahkan sedikit air hingga membentuk adonan. Air yang ditambahkan jangan terlalu banyak agar adonan tidak terlalu cair.

Penggaraman :

Proses Penggaraman Telur

Telur yang telah ditiriskan, dibungkus dengan adonan abu dapur setebal 0,5 cm. Pembungkusan harus dilakukan secara merata agar rasa asinnya juga bisa merata. Telur yang telah dibungkus dengan adonan langsung disimpan dalam pengaron. Meletakkan telur ke dalam pengaron harus hati-hati agar adonan yang melekat pada telur tidak rontok atau berjatuhan.
Selanjutnya, telur tersebut dibiarkan selama beberapa hari.  Jika menginginkan rasa yang lebih asin, telur yang sudah dibungkus dibiarkan selama 15 hari. Jika menginginkan rasa yang sedang (tidak terlalu asin), cukup membiarkannya selama 7-10 hari. Proses penggaraman sebenarnya bisa dipercepat dengan cara menambah kepekatan garam pada adonan batu bata. Semakin banyak garam yang dicampurkan, waktu untuk penggaraman semakin singkat.

Pengupasan Adonan:

Proses Pengupasan Adonan

Setelah 10-15 hari, adonan yang membungkus telur dirontokkan, lalu telurnya dibersihkan. Adonan yang baru dipakai satu kali tidak perlu dibuang karena masih bisa digunakan untuk membungkus telur lagi. Namun, perlu ditambahkan garam dapur ke dalam adonan tadi sebanyak 1 kilogram. Penambahan garam dilakukan karena kandungan garam dalam adonan sudah berkurang atau meresap ke dalam telur.

Pencucian :
Telur yang telah dikeluarkan, dicuci hingga bersih. Membersihkan telur bisa dilakukan dengan menggunakan kain halus yang sudah dibasahi. Membersihkan telur harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai ada telur yang pecah atau retak.


Perebusan :

Proses Perebusan Telur

Telur yang sudah bersih, direbus menggunakan panci yang telah diisi air. Ketika merebus telur, perhatikan ketinggian permukaan air di atas telur-telur tadi. Hal ini bertujuan agar tingkat kematangan telur tersebut merata. Ketika merebus sebaiknya panci ditutup agar proses perebusan menjadi lebih cepat dan merata. Setelah air mendidih, telur jangan langsung diangkat dan ditiriskan, tetap diblarkan selama 15-30 menit agar telurnya benar-benar matang.

Penirisan :
Telur yang telah direbus dan dibiarkan 15-10 menit, diangkat dan ditiriskan. Penirisan bertujuan agar kondisi telur tetap kering (tidak lembek) bagian dalamnya sehingga telur akan tetap terasa empuk.

 

Cara Membuat Tape Ketan Hitam

Bahan :

  1. ¼  kilo beras ketan hitam
  2. Daun pisang untuk pembungkus secukupnya
  3. 2 gelas air bersih
  4. Gunakan 2 butir ragi untuk membuat tape seperti biasanya
  5. Bisa menggunakan gula pasir jika menghendaki rasa yang lebih manis, yaitu gula halus dengan takaran 2 sendok makan saja.

 

Cara Membuat :

  1. Beras ketan hitam dicuci dulu sampai bersih betul.

Proses Pencucian Beras Ketan

  1. Rendam ketan hitam pada malam sebelumnya supaya empuk, karena  jenis beras ketan hitam ini lebih keras.

Proses Perendaman Beras Ketan

  1. Jika selesai direndam pada keesokan harinya, ambil dan tiriskan.
  2. Setelah selesai ditiriskan hingga kesat, kukus beras ketan hitam sampai menjadi setengah matang. Jika menginginkan lebih cepat dan mudah, bisa di masak terlebih dahulu dengan sedikit air, baru setelah agak matang beras ketan hitam kemudian diangkat dan dikukus.

Proses Perebusan Beras Ketan

  1. Sementara beras ketan dikukus, persiapkanlah air panas sebanyak 2 gelas.
  2. Pada saat beras ketan yang dikukus tadi sudah mengepulkan uap panasnya, siram siram atasnya dengan air panas yang 2 gelas tadi (posisi kukusan masih berada diatas kompor), sambil diaduk-aduk sampai semua beras ketan terkena air panas secara merata. Teruskan mengukus sampai ketan menjadi matang.
  3. Jika sudah matang, angkat beras ketan, taruh kedalam nampan atau tampah yang besar, lalu diratakan. Biarkan beras ketan yang sudah diratakan dalam nampan tadi sudah benar-benar menjadi dingin. Sambil menunggu beras dingin, haluskan raginya.
  4. Ambil wadah berukuran sedang, beri alas daun pisang yang rapi/menutupi seluruh permukaan wadah. Setelah diberi alas daun pisang, masukkan lapisan pertama beras ketan, ratakan dengan baik, lalu taburi atasnya dengan ragi yang sudah dihaluskan tadi hingga rata. Bisa juga ditambahkan gula halus secukupnya (Tambahkan lagi lapisan yang kedua beras ketan, taburi ragi lagi diatasnya dan gula halus. Lakukan proses ini seterusnya hingga ketiga, keempat, atau sampai bahan habis.

Proses Pemberian Ragi pada Beras Ketan


  1. Tambahkan daun pisang untuk menutupi permukaan bakal tape dengan baik dan benar-benar rapat (bisa menggunakan 2 lapis daun pisang atau ditambah dengan kain serbet yang bersih). Tutup kembali wadah dengan tutupnya hingga rapat, kemudian hanya didiamkan selama 3 hari 2 malam. Taruh wadah bakal tape tersebut di tempat yang hangat.
  2. Jika sudah 3 hari hari 2 malam, tape ketan baru boleh dibuka. Walaupun hanya sekedar menengok, jangan pernah dibuka sebelum jatuh tempo  karena proses fermentasinya bisa terganggu. Kalau hanya mencium baunya dari luar sih tidak apa-apa, dan walaupun belum genap 3 hari, jika baunya sudah kuat, tape ketan sudah boleh dibuka dan di hidangkan.
  3. Selesai.

2 comments: