MAKALAH
Pendidikan Agama Islam
Oleh
Nama : Yeni
Rizkiyah
No. Abs : 32
Kelas : X-TKJ 1
SMK
NEGERI 1 PUNGGING
Teknik
Komputer Dan Jaringan
Tahun Ajaran
2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Agama Islam ini dengan sebuah pembahasan tentang “Ilmu yang bermanfaat menurut
agama Islam”.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing
pelajaran Pendidikan Agama Islam Yang terhormat Ibu Ulfah Rina Wahyuni, S.Pd dimana atas bimbingan beliau kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
A |
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Pungging, 12
Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN ……..…………………………………………..........…4
A.
Latar Belakang ................................................................................................ 5
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 6
C.
Tujuan ............................................................................................................ 6
BAB II
: PEMBAHASAN ……….....…………………………………….....……..
7
BAB III : PENUTUP …..…………..........................…………….....……………. 10
A.
Kesimpulan .................................................................................................. 10
B.
Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
...….………………………………....……………............. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perubahan
cepat dan dinamis dalam kehidupan masyarakat saat ini cenderung mengarah pada terbentuknya
tata kehidupan sosial dan masyarakat modern. Salah satu perubahannya adalah
berubahnya struktur masyarakat menjadi masyarakat yang semakin terbuka,
sehingga membuka ruang persinggungan dimana dinamika hidup yang terjadi sering
diwarnai benturan antara sistem nilai dan kultur yang berbeda.Hal itu terjadi
karena adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang demikian pesat, masing-masing anggota masyarakat
dunia dapat bekerjasama, bersaing dan saling mempengaruhi dengan bebas. Jarak
yang berjauhan tidak lagi menjadi hambatan sehingga terjadilah akulturasi
budaya yang memunculkan bermacam-macam ideologi, paham dan gaya hidup akan
saling mempengaruhi dengan cepat, mengubah dengan cepat pula tatanan masyarakat.
Perubahan
kehidupan masyarakat melalui proses modernisasi dengan segala aspek kemajuan
dan implikasinya ini ternyata menimbulkan berbagai respon dan sikap beragam,
sehingga diperlukan adanyaperlawanan terhadap pengaruh negatif sehingga
memberikan respon yang berimbang terhadap tuntutan zaman yang senantiasa
berubah dan berkembang cepat. Islam telah melahirkan budaya ilmu dan peradaban
manusia yang sangat tinggi, melalui wahyu yang merupakan sumber dari segala
sumber Ilmu Pengetahuan, yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Islam telah memberikan
tatanan nilai moral dalam sikap sehingga mampu mengantar upaya menciptakan
iklim yang kondusif dalam rangka memusatkan manusia sebagai aktor perubahan dan
peradaban.
Namun
demikian persoalannya adalah, dapatkah umat Islam memanfaatkan kemajuan zaman
dengan segala perubahannya yang dilandasi oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan
untuk kepentingan umat Islam, sehingga
Islam dapat mempertahankan citra dan visi
sebagai penebar rahmat.
B. Rumusan Masalah
Dari
pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah hakikat ilmu itu?
2.
Bagaimana hukum menuntut ilmu itu sendiri?
3.
Apakah keutamaan ilmu
(penuntut ilmu dan ulama)?
4.
Apakah fungsi dan peran ilmu?
5.
Apakah karakteristik orang yang berilmu?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
menambah pengetahuan tentang hakikat ilmu
2.
Untuk
menambah wawasan tentang hukum menuntut
3.
Untuk
mengetahui cara agar semangat dalam menuntut ilmu
4.
Untuk
mengetahui karakteristik orang yang berilmu
BAB II
PEMBAHASAN
I.
HAKIKAT ILMU
Secara bahasa ilmu adalah lawan kata bodoh/jahl.
Secara istilah ilmu berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkap secara
sempurna segala hakikat yang dibutuhkan. Sedangkan menurut para ulama definisi
ilmu di antaranya adalah:
1. Menurut Imam Raghib Al-Ashfahani
dalam kitabnya Al- Mufradat Fi Gharibil Qur’an, ilmu adalah mengetahui sesuatu
sesuai dengan hakikatnya. Hal tersebut terbagi menjadi dua; pertama, mengetahui
inti sesuatu itu dan kedua adalah menghukumi sesuatu pada sesuatu yang ada,
atau menafikan dsesuatu yang tidak ada.
2. Menurut Imam Muhammad bin Abdur Rauf
Al-Munawi ilmu adalah keyakinan yang kuat yang tetep dan sesuai dengan realita.
Atau ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.
Adapun menurut syari’at ilmu adalah pengetahuan yang
sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW dan diamalkan, baik berupa amal hati,
amal lisan, maupun amal anggota badan. Dalam
pengertian syari’at, ilmu yang benar adalah yang diperoleh berdasarkan sumber
yang benar yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang disebut juga ayat-ayat
syar’iah;dan penelitian terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah SWT di alam semesta
yang disebut jugaayat-ayat kauniah, melahirkan rasa ketundukan kepada Allah,
dan diamalkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fathir ayat 28: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.”
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru
bin Ash, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “(Pokok) ilmu itu ada tiga, sedangkan
selebihnya adalah pelengkap(keutamaan). Yaitu: ayat (Al-Qur’an) yang muhkamah
(tetap sampi kiamat), sunnah yang ditegakkan dan pembagian harta warisan yang
adil.” Menurut Ibnu Qayyim ilmu terbagi menjadi dua yaitu:
1. Ilmu yang memberikan kesempurnaan
diri, yaitu ilmu tentang Allah, asma dan sifat-Nya, kitab-kitab, perintah dan
larangan-Nya.
2. Ilmu yang tidak memberi kesempurnaan
diri, yaitu setiap ilmu yang tidak menimbulkan mudharat jika seseorang
tiak mengetahuinya dan juga tidak memberi manfaat. Di antara para ulama yang
mengklasifikasikan ilmu ada yang berpendapat bahwa ilmu terbagi menjadi dua
yaitu ilmu yang terpuji dan ilmu yang tercela. Yang temasuk ilmu yang terpuji
adalah:
a. Ilmu Ushul (dasar), yaitu
kitabullah, sunnah Rasulullah SAW, Ijma umat dan Perkataan para Sahabat.
b. Ilmu Fuu’ (cabang), yaitu apa
yang dipahami dari dasar-dasar ini, berupa bebagai pengertian yang memberikan
sinyal pada akal, sehingga akal apat memahaminya.
c. Ilmu Pengantar, yaitu ilmu yang
berfungsi sebagai alat, seperti ilmu nahwu, sharaf, ilmu balaghah yang
fungsinya untuk memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW.
d. Ilmu Pelengkap, seperti ilmu
qira’ah, makhraj huruf, ilmu rujalul hadits, dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk ilmu yang tercela adalah:
a. Ilmu yang memudharatkan dan tidak
bermanfaat, seperti ilmu sihir dan ilmu nujum (ramalan nasib berdasarkan
perbuntangan).
b. Ilmu materialisme yang bertentangan
dengan ilmu kenabian, yang kesemuanya ditujukan untuk kesombongan dan pamer
kekuatan.
c. Ilmu dunia yang melalaikan akhirat.
d. Ilmu yang tidak diamalkan dan disembunyikan oleh pemiliknya.
e. Ilmu yang menimbulkan perselisihan dan kedengkian,
dan lain-lain.
Dari hadits tersebut, maka klasifikasi ilmu dapat digolongkan
dalam dua macam yaitu:
a. Ilmu Dien yang terbagi menjadi
dua bagian: · Yang hukumnya Fardhu ‘Ain,seperti: Ilmu tentang emahaman akidah
dan ibadah yang benar seperti rukun Iman dan rukun Islam. · Yang hukumnya
Fardhu Kifayah, seperti: ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu farai’dh, ilmu bahasa,
dan lain-lain.
b. Ilmu Duniawi, yaitu segala macam
ilmu yang dengan ilmu tesebut tegaklah segala mashlahat dunia dan kehidupan
manusia, seperti ilmu kedokteran, ilmu hisab, perdagangan, perang, dan
lain-lain. Secara umum ilmu dunia ini hukumnya Fardhu Kifayah.
II.
HUKUM MENUNTUT ILMU
Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi yang
memerintahkan agar kita menuntut ilmu, di antaranya:
1. Firman Allah SWT: · Dalam surat
At-Taubah ayat 122: ” Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi
semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya,”. Dalam surat Al-Alaq ayat 1: “ Bacalah dengan
(menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakanmu.” Dalam surat Al-Mujadallah ayat 11:
"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman yang mempunyai ilmu
diantara kamu dengan beberapa derajat" Dari ayat di atas jelaslah
bahwasannya orang yang memeliki ilmu derajatnya lebih tinggi dibandingkan
dengan orang-orang yang tidak berilmu, kita sebagai kaum muslimin juga tahu
bahwasanya manusia diangkat sebagai kholifah dimuka bumi ini dikarena
dikarenakan pengetahuannya bukan karena bentuknya ataupun asal kejadiannya. ·
Dalam surat Az-Zumar ayat 9: "Katakanlah :"samakah orang-orang yang
berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu", Jelas menyuruh manusia itu
untuk berfikir apakah kira-kira manusia yang berilmu dengan manusia yang tidak
berilmu itu sama · Dalam surat Al-Rad ayat 43: “Dan orang-orang yang kafir itu
berkata: "Engkau bukanlah seorang Rasul dari Allah". Katakanlah
(kepada mereka): "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dengan kamu, dan
juga disaksikan oleh orang-orang yang ada ilmu pengetahuan mengenai Kitab Allah".
2. Sabda Nabi SAW: “ Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap
muslim.” (Shahih, HR.Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya. Dishahihkan Al
Albani, lihat Shahihul Jami’ no. 3913).
III.
KEUTAMAAN ILMU (PENUNTUT ILMU DAN
ULAMA)
Al-Qur’an
dan As-Sunnah banyak menyebutkan keutamaan ilmu dan pemiliknya, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Ilmu akan mengangkat derajat
seorang mukmin di atas tingkatan hamba lainnya (QS. Al-Mujadalah [58]: 11).
2. Keutamaan seorang yang berilmu
dibandingkan dengan seorang ahli ibadah laksana keutamaan Rasulullah SAW atas
hamba yang paling hina.
3. Allah SWT
akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
4. Para malaikat akan membentangkan
sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu.
5. Seluruh
makhluk akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.
6. Orang
yang menuntut ilmu berada di jalan Allah (fi sabilillah).
7. Orang yang mengajarkan ilmu akan
mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.
8. Pahala seorang yang berilmu
(ulama) akan terus bemanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat.
9. Orang
yang menuntut ilmu selalu berada dalam kebaikan.
IV.
FUNGSI DAN PERAN ILMU
Fungsi dan
peran ilmu adalah sebagai berikut:
1. Ilmu merupakan sarana dan alat
untuk mengenal Allah SWT. (QS.Muhammad [48]: 19).
2. Ilmu akan menunjukkan jalan
menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
3. Ilmu merupakan syarat utama
diterimanya seluruh amalan seorang hamba, maka orang yang beramal tanpan ilmu
akan tertolak seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “ Barangsiapa yang
mengmalkan suatu amalan yang tidak ada perintah (ilmu)nya dari kami, maka
amalan tersebut tertolak”.
(HR. Muslim dari ‘Aisyah binti Abu
Bakar).
Imam
Nashiruddin Ahmad bin Munir Al-Iskandari berkata: Ilmu adalah syarat benarnya
perkataan dan perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dangan ilmu.
Maka, ilmu harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu adalah
pembenar niat, sedangkan amal tidak akan diterima kecuali dengan niat ang
benar.
V.
KARAKTERISTIK ORANG BERILMU
Ciri –
ciri orang berilmu adalah sebagai berikut:
1. Memiliki rasa takut dan khasyyah
yang tinggi kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWT pada surat
Fathir ayat 28 “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama.”
2. Selalu beramal sesuai dengan
ilmunya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Juma’ah ayat 5: ” Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya
adalah seperti keledai yang membawa Kitab-Kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang zalim.”
3. Menyebarkan ilmu yang dimilikinya
dan tidak menyembunyikannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 159-160, 174-175).
4. Selalu berfikir dan mentadaburi
tanda-tanda kekuasaan Allah azza wa jalla, meyakini bahwa seluruh yang Allah
ciptakan tidak ada kebatilan sedikitpun di dalamnya. (QS. Ali Imran [3]:
190-194).
5. Tidak menjadikan ilmunya (ilmu
agama) untuk mengeruk keuntungan dunia dengan cara yang diharamkan oleh agama.
(QS. Al-A’raf [7]: 175-177, Al-Baqarah [2]: 41).
6. Selalu mengikuti yang terbaik
dari apa yang didapatkan dan selalu mencari yang paling mendekati kebenaran.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zummar ayat 18: “ Yang mendengarkan
perkataa lalu mengikuti apa yang paling baik di antara mereka, itulah
orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal.”
7. Tidak akan menyampaian ilmunya
kecuali benar-benar telah diketahui kebenaran ilmu tersebut dan tidak berbicara
kecuali kebenaran semata.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ilmu yang
benar menurut syari’at Islam adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan
As-Sunah serta tanda-tanda kekuasaan Allah SWT di alam semesta ini. Dalam
Al-Qur’an maupun As-Sunah kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk menuntut
ilmu dan dihukumi wajib.
Karena
sesungguhnya ilmu merupakan syarat utama diterimanya suatu amalan. Ilmu pada
dasarnya memiliki banyak keutamaan, tiga di antaranya adalah ilmu dapat
mengangkat derajat pemiliknya (seorang mukmin) di atas hamba lainnya, Allah SWT
akan memudahkan bagi orang yang berilmu jalan menuju surga, seluruh makhluk
akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.
Sedangkan
fungsi dan peran ilmu tiga di antaranya adalah sebagai sarana dan alat untuk
mengenal Allah SWT, sebagai penunjuk jalan menuju kebenaran dan meninggalkan
kebodohan, sebagai syarat utama diterimanya amalan suatu hamba.
B.
SARAN
Beberapa ciri-ciri orang berilmu
adalah memiliki rasa takut dan khasyyah yang tinggi kepada Allah SWT, selalu
beramal sesuai ilmunya, menyebarkan ilmu yang dimilikinya dan tidak
menyembunyikannya, tidak menjadikan ilmunya (ilmu agama) untuk mengeruk
keuntungan dunia dengan cara yang diharamkan oleh agama, selalu mengikuti yang
terbaik dari apa yang didapatkan dan selalu mencari yang paling mendekati
kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bonus Cashback 10% | Bonus Rollingan 0.8% | Bonus Deposite 10% | Bonus Member Baru 50%
ReplyDeleteARTIKEL SLOT
ARTIKEL POKER
DAFTAR SLOT
DAFTAR POKER
SLOT VAVA
AGEN PLAYTECH
AGEN SLOT GAME
AGEN JOKER123
MABAR99
AGEN POKER ONLINE
BANDAR CEME
AGEN OMAHA
SLOTACE333